Minggu, 07 Juni 2015

Kamboja, si Kembang Seribu Makna, Identitas Pulau Dewata



Kamboja, si Kembang Seribu Makna, Identitas Pulau Dewata

Bunga Kamboja, siapa yang tak kenal dengan bunga asal Amerika Tengah yang banyak berkembang di Indonesia ini. Di Jawa, umumnya, bunga kamboja ditanam di kuburan. Hal tersebut membuat bunga kamboja memiliki kesan seram dan menakutkan. Namun, di Bali bunga kamboja adalah bunga favorit  untuk persembahan. Hampir semua warga Bali menjadikan bunga kamboja sebagai identitas diri mereka sebagai warga Bali. Beberapa pertanyaan kemudian terselip dalam pikiran kami, kenapa dari sekian banyak jenis bunga yang memiliki nilai estetika dan manfaat yang bahkan melebihi bunga kamboja tetap bunga asal Amerika Tengah ini yang terpilih sebagai identitas Bali? Apakah ada makna tersendiri dari bunga kamboja ini bagi masyarakat hindu Bali? Hal itulah yang mendasari kami menulis artikel ini. Selamat menyimak, semoga bermanfaat…

Klasifikasi dan Morfologi
Kemboja atau yang lebih dikenal dengan Kamboja atau Semboja masuk klasifikasi sebagai genus Plumeria. Pohon dan bunga ini lebih sering dijumpai di pekuburan atau pemakaman sehingga sering disebut sebagai bunga kuburan atau pohon kuburan. Kamboja memiliki bentuk pohon biasa seperti pohon pada umumnya dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Mengenai kenapa berjumlah lima ini tidak ditemukan alasannya. Namun bukan berarti tidak mungkin jika jumlah kelopaknya kurang dari lima atau lebih dari lima. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib. Yah, memang begitulah manusia, sedikit sedikit dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat gaib. Tapi kita tetap harus menghargai perbedaan-perbedaan kepercayaan seperti contoh diatas.
Perlu diketahui, meskipun sering disebut dengan bunga kamboja, bunga ini tidak memiliki keterkaitan dengan negara Kamboja loh yaa... Sebetulnya, nama sebutan bunga ini adalah kemboja (pakai huruf ‘e’). Namun entah mengapa masyarakat lebih familiar dengan kamboja (pakai huruf ‘a’). Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Disebut dengan nama latin plumeria karena nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis.

Filosofi Hindu
Berdasarkan filosofi Hindu, pohon kamboja di Bali berbunga pada sasih kapat (bulan purnama ke empat) yang merupakan bulan baik. Bunga tersebut juga dianggap sebagai “sari alam”, jadi bunga kamboja dapat diartikan sebagai sari alam yang membawa pencerahan dan sari-sari kebaikan.
Bunga kamboja dan masyarakat Bali memiliki keterkaitan yang sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan. Kalau Anda berwisata ke Bali dan melihat di berbagai sudut kota tumbuh pohon kamboja terutama di Pura, Anda tak perlu heran. Silahkan saja menginjakkan kaki di Pura Ulun Danu, Pura Gelgel, Pura Tanah Lot, dan Pura Besakih, untuk melihat betapa tumbuhan bunga kamboja sangat dirawat.

Adakah Makna Tersendiri ?
Apa sih makna bunga dalam ritual sakral ketika umat Hindu melaksanakan upacara pemujaan? Bunga kamboja digunakan untuk menunjukkan kesucian hati saat memuja Sang Hyang Widi Wasa serta sinar suci-Nya, para leluhur dan para Rsi (guru dalam bidang spiritual).
Kenapa dari sekian banyak jenis bunga kamboja, kamboja dengan warna kelopak putih dan semburat kuning yang paling banyak dijadikan ikon atau identitas Bali? Pertanyaan ini kemudian terjawab dengan makna dari warna putih dan kuning itu sendiri. Dalam kepercayaan pemeluk Hindu, warna putih merupakan simbol memuja Hyang Widhi dengan sebutan Iswara yang memiliki kekuatan seperti Badjra yang memancarkan sinar berwarna putih (netral). Sedangkan warna kuning merupakan simbol memuja Hyang Widhi dengan sebutan Mahadewa atau Dewa Siwa yang memiliki kekuatan nagapasa yang memancarkan sinar berwarna kuning. Nah, dari sini didapati bahwa mayoritas orang Bali merupakan penganut Hindu-Siwa.
Sebenarnya selain bunga kamboja, ada bunga lain yang bisa digunakan untuk upacara menggantikan bunga kamboja, yang penting bunga-bunga terpilih tersebut mewakili  warna-warna putih, merah, hitam atau kuning. Bunga berwarna merah merupakan simbol untuk memuja Hyang Widhi dengan sebutan Brahma, memiliki kekuatan seperti gada yang memancarkan sinar warna merah. Sedangkan bunga berwarna hitam, merupakan simbol untuk memuja Hyang Widhi dengan sebutan Wisnu, yang memiliki senjata cakra dan memancarkan sinar berwarna hitam.

Seberapa Besar Peran Kamboja di Bali?
Bunga kamboja memiliki dua peranan penting dalam agama Hindu, yakni sebagai simbol Dewa Siwa dan sebagai sarana sembahyang semata. Sebagai simbol Dewa Siwa, bunga diletakkan tersembul pada ujung kedua telapak tangan yang dicakupkan pada saat menyembah. Setelah selesai menyembah, bunga biasanya ditajukan di atas kepala (rambut) atau diselipkan di telinga. Sebagai sarana sembahyang, bunga dipakai untuk mengisi upacara atau sesajen yang akan dipersembahkan kepada Tuhan atau roh suci leluhur.
Tidak diragukan lagi bahwa kamboja adalah bunga favorit  untuk persembahan di Bali. Hampir semua masyarakat Bali yang masih kental dengan nilai-nilai tradisional menjadikan bunga kamboja sebagai identitas diri mereka sebagai warga Bali. Seperti pada kebanyakan wanita di Bali yang menyelipkan bunga kamboja di telinga mereka atau menggunakannya sebagai aksesoris di rambut mereka. Selain itu, hampir semua tari tarian asal Bali salalu memakai aksesoris bunga kamboja untuk mempercantik penari mereka. Gambar bunga kamboja juga sangat sering dijumpai di berbagai macam produk oleh-oleh dari Bali seperti pada baju, hiasan rambut, makanan, dan tentunya masih banyak lagi. Bagi Anda yang sudah pernah ke Bali tentu akan mengiyakan hal tersebut.  Dan yang paling utama adalah bunga kamboja juga mendominasi isi dari sesaji yang dipersembahkan masyarakat hindu Bali pada Sang Hyang Widi Wasa serta sinar suci-Nya, para leluhur dan para Rsi (guru dalam bidang spiritual).
Tahukah Anda? Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Bunga Kamboja sebagai makanan roh, maka dari itu banyak terdapat di kuburan. Lantas bagaimana dengan di Bali jika bunga kamboja tersebut makanan para roh?
Menurut Kepercayaan di Bali, Pura selain tempat memuja Tuhan juga sebagai tempat memuja roh roh leluhur yang sudah disucikan lewat prosesi upacara pembakaran mayat (ngaben) dan prosesi pembakaran badan halus (nyekah). Roh-roh suci ini biasanya distanakan di pura keluarga, jadi masuk akal juga bunga kamboja ini sebagai  makanan roh sehingga pohon kamboja sering dijumpai di areal pura. Para dewa juga dimasukkan kedalam golongan roh suci, begitu juga Tuhan sendiri dalam Budaya Bali sering disebut sebagai Roh yang Utama (Purushottama) yang merupakan sumber dari segala roh.

Habis Manis Sepah Dijual
Sering kita dengar peribahasa, “Habis manis sepah dibuang” yang artinya setelah memperoleh manfaat (manisnya) suatu hal setelah itu diacuhkan begitu saja (dibuang). Sayangnya, peribahasa ini tidak berlaku untuk bunga kamboja di Bali. Di Bali, selain sebagai makanan roh,  bunga kamboja juga sebagai sumber penghidupan. Harga bunga kamboja segar ketika hari raya biasanya merangkak naik  dan memberikan kesejahteraan bagi para petani bunga berhubung banyaknya permintaan. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, akhir-akhir ini bunga kamboja keringpun yang berjatuhan yang biasanya tidak dipakai untuk sarana upacara laku keras dengan harga yang menggiurkan diatas Rp. 100.000,- per kilo. Wow! harga yang begitu fantastis untuk bunga kering yang biasanya hanya dinilai sebagai sampah. Banyak yang berlomba-lomba menjual  bunga kamboja kering karena harganya yang begitu menjanjikan untuk dapat hidup sejahtera dan harga ini terus merangkak naik. Dari berbagai sumber, bunga kamboja kering ini selain dipakai untuk bahan baku minyak wangi, bahan baku lulur spa, kosmetik,  dan bahan baku dupa serta yang lainnya. Tidak hanya digunakan di Indonesia, kamboja kering ini  juga diekspor ke Korea, Taiwan dan China untuk keperluan yang sama yang menjadikan bunga kamboja ini sebagai komoditi yang bernilai ekonomis. Jadi boleh lah jika kita buat peribahasa baru khusus bunga kamboja ini yaitu, “Habis Manis Sepah Dijual”.

Kesimpulan
Nah, setelah Anda membaca artikel kami tentang Kamboja, Si Kembang Seribu Makna, Identitas Pulau Dewata yang cukup panjang ini  rasanya perlu adanya kesimpulan yang akan semakin manambah kepahaman Anda tentang bunga identitas Bali ini. Dapat disimpulkan bahwa bunga kamboja dan Bali benar-benar tidak dapat dipisahkan, bahkan sudah menjadi identitas. Hal tersebut karena adanya keterkaitan antara kepercayaan orang Bali yang mayoritas menganut agama Hindu dengan makna dari bunga kamboja itu sendiri. Hal tersebut menjadikan bunga kamboja memiliki peran yang dominan dalam agama Hindu terutama dalam upacara persembahyangan. Mengenai kenapa bunga kamboja dengan kelopak putih dan semburat kuning lebih sering kita jumpai pada produk-produk asal Bali bahkan menjadi identitas Bali, ini karena mayoritas orang Bali menganut kepercayaan Hindu-Siwa. Seperti yang sudah kami ulas diatas bahwa warna putih merupakan simbol memuja Iswara dan warna kuning merupakan simbol memuja Dewa Siwa.

Daftar Pustaka